..About Bengkel..

Foto saya
Bengkel Psikologi merupakan suatu nama kegiatan dari program kerja HIMPSIKO (Himpunan Mahasiswa Psikologi) yang bekerja sama dengan media informasi kampus yaitu B-VOICE radio. Dalam pelaksanaan Bengkel Psikologi ini kami akan membahas berbagai fenomena dalam kehidupan masyarakat dikemas dalam sudut pandang Psikologi. Tidak lepas dari semua itu, kami berharap dapat mengenalkan Psikologi sebagai jurusan baru di Binus University dan berharap dengan adanya kegiatan ini mampu menambah wawasan para mahasiswa, baik secara akademik maupun non-akademik. Dengan demikian, kami mengharapkan kritik dan saran untuk kemajuan Bengkel Psikologi ini. Terima kasih. Warm regards, Montir Bengkel.

Sabtu, Mei 30, 2009

DILEMA WANITA

siapakah yang paling hebat??? WANITA KARIR kah?? atau IBU RUMAH TANGGA??? well, bagian kalian cwe-cwe niyh.. pasti akan mengalami dilema yang sama seperti ibu kalian, kecuali klo kalian nantinya dah punya konsekuensi tersendiri. klo gitu, cek dulu yukk kelebihan dan kekurangan dari dilema wanita yang satu ini..


DARI SISI KARIR :


pada abad 21 ini semakin banyak wanita yang berkarir diluar rumah. dibawah ini beberapa alasan beberapa wanita memilih menjadi wanita karir.

9 alasan menjadi wanita karir

1. pendidikan tinggi, sayang tidak dimanfaatkan
2. orang tua menginginkan anda bekerja
3. penghasilan suami belum mencukupi
4. bekerja adalah aktualisasi diri dan sebagai ajang sosialisasi
5.punya kebebasan finansial, tidak harus bergantung sepenuhnya pada suami
6.untuk menunjang kebutuhan sendiri, misalnya membantu keluarga tanpa meminta dari suami
7.bekerja membuat anda merasa dihargai
8.anak-anak dan suami bangga jika anda bekerja
9.bekerja dapat menambah wawasan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pola asuh anak


DARI SISI IBU RUMAH TANGGA
:

9 alasan memilih menjadi ibu rumah tangga

1. tuntutan keluarga untuk berhenti kerja
2. memilki waktu yang sangat fleksibel untuk keluarga
3. anak-anak membutuhkan ssosok ibu dirumah
4. tidak menyukai perkerjaan
5. pendapatan suami sudah mencukupi
6. tempat kerja jauh dari rumah, biaya, rasa capek, dirasa impas dengan gaji
7. malas terikat atau diatur-atur orang lain
8. kondisi anak yang tidak memungkinkan pengasuhannya diserahkan kepada orang lain. misalnya sakit-sakitan atau mengidap penyakit tertentu.
9. demi alasan kesehatan sendiri, karena menjalankan tangung jawab pekerjaan sekaligus tangung jawab rumah tangga membutuhkan kondisi kesehtan yang fit.


bagi sebagian wanita, pilihan untuk menjadi ibu rumah tangga atau wanita karir merupakan pilihan yang tidak mudah. ada yang rela mengorbankan karirnya yang gemilang demi mengurus anak dan suami, tapi dengan catatan suami telah memenuhi kebutuhan keluarga lebih dari cukup. sementara sebagian wanita lainnya sebenarnya ingin tinggal di rumah, menemani anak bermain dan menunggu suami pulang kerja. tapi apa daya tuntutan ekonomi memaksa mereka untuk ikut bekerja. dilematis memang, karena bekerja bukan hanya ajang mencari sesuap nasi sebutir berlian, tapi juga sebagai wahana untuk aktualisasi diri. atau kemampuan bagi komunitas wanita.

ditinjau dari hal tersebut, agaknya anggapan wanita adalah makhluk yang lemah memang tidak sepenuhnya salah, terlepas dari unsur otot dan fisik. tetapi tentu saja kelemahan yang ada pada diri wanita tersebut bukan sesuatu yang tidak bisa dirubah. jika wanita mampu menampilkan kemapuannya secara optimal dan maksimal dengan menyingkirkan sebagian atau semua unsur-unsur yang membuat wanita lebih lemah dari pria, sukses karir dan rumah tangga bukan hal yang mustahil bagi wanita.


DIJALANKAN SECARA SEIMBANG PROSES KARIR VS RUMAH TANGGA

Dalam pandangan psikolog Adriana S Ginandjar, sulit bagi wanita menjalankan multi fungsinya (ibu rumah tangga, istri, anggota masyarakat, juga wanita karir). dalam waktu bersamaan dengan sukses. "maksimal semua peran itu bisa dilakukan dengan seimbang dan tidak mungkin sukses semuanya", kata Psikolog yang akrab disapa Ina. Ina menjelaskan, jika kriteria sukses ibu rumah tangga adalah dengan meluangkan lebih banyak waktu untuk mengurus anak-anak dan keluarga, mengantar jemput anak, berkomunikasi dengan guru tentang perkembangan anaknya, menemani anak mengerjakan PR, dll maka kriteria itu akan sulit dilakukan oleh wanita karir sebsb mereka bekerja diperusahaan swasta maupun instansi pemerintah tidak punya banyak waktu melakuakn hal tersebut. bagi wanita karir hal yang sangup dilakukan paling hanya menemani anak mengerjakan PR, menjadi manager dari pembantunya dan menyempatkan ngobrol dengan guru.

sukses bisa diraih oleh perempuan yang bekerja diperusahaan namun dengan strategi khusus seperti menunggu anak-anaknya mandiri terlebih dahulu baru fokus kekarir. jadi wanita itu memulai karirnya diatas 40 tahun ketika anak sudah besar.





Bengkel Psikologi - B'Voice Radio

Selasa, 14 April 2009


Speaker : Qisthi Rahmania

2 komentar:

Anonim mengatakan...

What the ....

It's a simple business! If you (yes, you WOMAN) have to choose between career and family, simply and absolutely you have to choose family!

No matter successful you are, but if you are an ineffective mother, you will be nothing!

Curse on you, all women neglecting their family!

Depressing topic! Makes me feel like a green gigantic creature.

Anonim mengatakan...

emansipasi dong
banyak juga wanita yg bisa kerja di rumah, jadi anaknya gak terbengkalai..